đ Kehidupan Malam Di Ternate
DanauTolire salah satu objek wisata alam yang indah di Ternate, Maluku Utara yang menarik dijelajahi pesonanya. Danau eksotis di kaki Gunung Gamalama menyimpan kisah misteri yang patut wisatawan ketahui. Harga Tiket: Rp 5.000, Jam Operasional: 24 Jam, Alamat: Takome, Kec. Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara; Map: Cek Lokasi Maluku Utara memang terkenal dengan []
Kegiatanyang ditampilkan dalam menyambut datangnya malam seribu bulan di penghujung Ramadan ini berupa pembakaran obor, penampilan tarian obor, teatrikal puisi, tarian soya-soya, tarian lalakabata dan penerimaan zakat, serta ditutup dengan live musik religi. BACA JUGA Cerita Warga Tidore Menyambut Malam Lailatul Qadar hingga Terendam Banjir
KotaAmbon sejak Tahun 2012, kini sudah mulai terasa adanya kehidupan dan aktifitas Dunia Malam, banyak kehidupan yang muncul dan dapat kita melihatnya di beberapa tempat tongkrongan, dan untuk Dunia Hiburan Malam khususnya diskotik dapat dikatakan belum banyak ataupun menjamur di kota Ambon, akan tetapi pecinta dunia hiburan malam (Diskotik)
PT Indosiar Visual Mandiri resmi mengudara sebagai televisi nasional pada tanggal 11 Januari 1995. Selanjutnya Indosiar melakukan perubahan status Perseroan menjadi Perseroan Terbatas Terbuka pada tahun 2004, sehingga nama Indosiar berubah menjadi PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk.
GambarQuote Puisi Kehidupan. Puisi Kehidupan bergambar diatas berjudul Puisi Terakhir karya Frans Elka Saputra. Kutipan dan quotes filosofis tentang hidup bisa ditemukan di kata bijak tentang kehidupan, sebagian berasal dari orang-orang terkenal.. Membuat sebuah puisi yang mungkin menjadi penyemangat dalam mencari jalan keluar bagi permasalahan yang ada.
Buku pertama Mata di Tanah Melus, Nusa Tenggara Timur. Buku kedua mengangkat kisah petualangan di Ternate. Jadi ini serial petualangan seorang anak di berbagai daerah di Indonesia," ujar perempuan peraih penghargaan Khatulistiwa Literary Award ini, dalam peluncuran buku di Benteng Fort Oranje Ternate, Minggu 2 Desember 2018.
Tradisikhas masyarakat Ternate dan Halbar ini dilaksanakan setiap tahun pada malam 27 Ramadan. Malam itu diyakini merupakan waktu datangnya Lailatul Qadar atau malam seribu bulan. Pantauan Liputan6.com, suasana akrab antar-masyarakat terjalin saat tradisi digelar. Hampir di setiap rumah warga di masing-masing kelurahan, terdapat ela-ela.
DiTernate, Maluku Utara, ada tradisi malam ela-ela atau tradisi bakar obor. Baca Juga : Kolak Ayam, Menu Tradisi Ramadhan Sunan Dalem yang Melegenda Malam ela-ela ditandai dengan pembakaran obor utama oleh Sultan Ternate ke-49 Hidayatullah Sjah, Imam besar Masjid Sigi Lamo atau masjid besar Kesultanan H. Hidayatulssalam Sechan dan Wali Kota
Malamitu, sekitar 6 perempuan duduk berjejer di pojok kiri emperan rumah tokoh, yang tak jauh dari lokasi salah satu Bank Unit Bastiong, Ternate Selatan. Beberapa di antaranya mondar-mandir menyapa pengendara roda dua yang melintas. Cermat mengajak salah satunya bercerita. Moni (bukan nama sebenarnya) terlebih dahulu membuka harga.
ANALISISINFRASTRUKTUR KOTA DI KAWASAN WATERFRONT : STUDI KASUS KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA cookies to personalize content, tailor ads and improve the user experience. STUDI KASUS KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA. KL Photography. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper.
ShalatTahajud dilakukan diwaktu malam (setelah tidur) karena disaat malam-sunyi tersebut melakukan shalat akan LEBIH KHUSYUK dan bacaan di waktu tsb LEBIH BERKESAN. Firman Allah SWT dalam Alqur'an Surat Al-Isra ayat 79 : "Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai AMALAN TAMBAHAN untukmu.
MuseumKedaton Sultan Ternate merupakan museum tua yang pernah di bangun pada abad ke 18 tepatnya di tahun 1983 oleh Sultan Muhammad Ali. Museum yang mempunyai luas 1500 m2 ini di bangun di atas tanah dengan luas atas tanah seluas 1,5 ha. Museum ini berbentuk segi 8 dan di arsiteki oleh seorang asal China.
N2XGXR. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. i Indonesia, Islam adalah agama mayoritas yang dianut oleh penduduknya, dan bahkan menjadi umat Islam terbesar di dunia. Padahal, berdasarkan sejarah Islam bukanlah agama pertama yang masuk ke Indonesia namun, justru kedudukan Islam di tengah-tengah masyarakat Indonesia terbilang sangat indonesia adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, menunjukan bahwa Islam mampu memberi perubahan di tengah perbenturan sosio-kultural tersebut. Dan Islam kini menjadi bagian penting dari setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan hingga pada aktivitas adat istiadat. Kota Ternate menjadi salah satu daerah dengan eksistensi budaya yang masih terbilang aktif hingga kini. Daerah yang terletak di sebelah barat pantai halmahera ini dulunya terkenal dengan masyarakatnya yang memiliki kepercayaan pada hal-hal yang berbau ghaib, serta mereka percaya bahwa ada kekuatan besar yang mengendalikan alam semesta. Sehingga saat Islam masuk dengan membawa konsep ketuhanan, menjadikannya cukup mudah untuk diterima masyarakat walaupun Islam tetap harus berhadapan terlebih dahulu dengan beberapa benturan sosio-kultural. Kini setelah mampu melewati benturan tersebut, Islam tumbuh pesat di Ternate bahkan dijadikannya Islam sebagai agama resmi kerajaan Ternate. Resminya Islam sebagai agama kerajaan, membawa banyak perubahan besar dalam setiap aktivitas masyarakat kerajaan Ela-ela merupakan pembakaran obor yang diartikan dalam bahasa ternate."Ela-ela" adalah sebuah istilah lokal Ternate berarti "menyalakan obor", yang kebetulan secara lafal memiliki bunyi yang dekat dengan kata "Lailah" sebagai bagian dari istilah "Lailatul Qadar".Tradisi ini selalu diselenggarakan setiap tahun pada bulan suci ramadhan menyambut malam lailatul Qadar. Bagi umat muslim Lailatul Qadar adalah malam yang penting yang terjadi dalam bulan ramadhan dan dekat dengan Hari Raya Idul Fitri. Lailatul Qadar juga diperingati sebagai malam diturunkannya kitab suci Al-Quran. Seperti tradisi masyarakat Kota Ternate saat tiba waktu malam Lailatul Qadar. Festival ela-ela di kota Ternate menjadi tradisi turun temurun yang masih dipertahankan hingga saat ini,pada kegiatan festival ela-ela berisi ritual penyambutan malam lailatul Qadar dan diawali dengan pembacaan doa di kedaton kesultanan ini diikuti oleh seluruh masyarakat kota ternate. Seluruh warga kota ternate membakar obor di depan halam rumahnya dari malam hingga pagi tak hanya obor ada pula warga yang menambahkan damar sehingga hampir seluruh wilayah kota ternate tercium aroma harum bau damar. Tradisi membakar obor ini sudah diwariskan sejak ratusan tahun masyarakat di malam 27 ramadhan akan turunnya malaikat dari itu masyarakat menyambut dengan cara menerangi kampung dengan obor dan mengharumkan dengan konfirmasi ayat Alquran bahwa "Jibril dan para Malaikat akan turun ke Bumi pada malam Lailatul Qadar" QS. Al-Qadr{97}ayat 4.Malam Ela-ela sejatinya adalah cara cerdas Ulama Ternate masa lalu mewariskan ajakan untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan, khususnya 10 malam terakhir. Keriuhan masyarakat dengan pernak-pernik obor adalah wadah yang sejatinya perlu dimanfaatkan sebagai ajang memperbanyak Ibadah di malam Lailatul Qadar. Sebuah tafa'ul ekspresi harapan berupa ritual yang sejatinya kental dengan nilai spiritual dari sekian tradisi luhur pada beberapa daerah lain di Indonesia. Warisan tradisi kadang lebih menitikberatkan ritual dan prestise daerah dalam bingkai ekspos keragaman budaya. Sementara nilai dan spirit yang terkandung di dalamnya tidak jarang terabaikan dan tenggelam dalam hiruk-pikuk kehebohan kedepannya tradisi Ela-ela dapat dikemas secara utuh. Lengkap dari sisi ritual dan sarat dengan nilai luhur yang diresapi oleh masyarakat. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Islam masuk ke Nusantara melalui jalur perdagangan pada abad ke-7. Sumber Situs Resmi NUIslam diyakini masuk ke nusantara pada abad ke-7 melalui perdagangan. Islam kemudian semakin berkembang sejak munculnya kerajaan-kerajaan satu wilayah yang mengalami perkembangan agama Islam secara pesat adalah Maluku. Terdapat dua kerajaan yang menjadi pilar peradaban Islam di Maluku, yakni Kerajaan Ternate dan Kerajaan memahami perkembangan Islam di kedua kerajaan ini, simak penjelasan di bawah TernateMenurut Ahmad M Sewang dan Wahyuddin dalam buku yang berjudul Sejarah Islam Indonesia, kerajaan Ternate merupakan salah satu kerajaan Islam yang besar di Maluku, selain kerajaan Tidore, Bacan dan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257 M. Kerajaan ini berperan penting dalam kejayaan Nusantara di kawasan Timur, mulai dari abad ke-1 hingga abad ke-17. Hal ini karena wilayah Ternate yang terkenal dengan kekayaan pertama dari kerajaan Ternate adalah Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano raja pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo 1257-1272 M.Pada awal masa pemerintahan, kerajaan Ternate dipimpin oleh para kolano raja hingga akhirnya pada abad ke-15, kerajaan Ternate mulai dipimpin oleh seorang beberapa sultan yang pernah memimpin Kerajaan Ternate, yakniSetelah meninggalnya Kolano Mahrum pada 1486, sang anak Zainal Abidin naik ke kursi kerajaan. Zainal merupakan pemimpin pertama Kerajaan Ternate yang menggantikan gelar kolano menjadi Abidin adalah murid Sunan Ampel dan jebolan sekolah agama Islam Gresik asuhan Sunan Ampel. Ada beberapa kebijakan dari Sultan Zainal Abidin ketika memimpin kerajaan Ternate, yakniMenjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan dan sejak itu menjadi lembaga kesultanan yang baru, yaitu Jolebe atau Bobato seorang sultan sebagai pembina agama Islam atau âAmir ad-Dinâ yang membawai Babullah merupakan salah satu sultan yang pernah memimpin kerajaan Ternate. Sumber KemdikbudSultan Bayanullah merupakan putra dari Sultan Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, corak keislaman dari kerajaan Ternate mulai ini disebabkan oleh kebijakan yang dikeluarkan oleh Sultan Bayanullah, di antaranyaLarangan kumpul kebo dan diwajibkan berpakaian secara pantas dan memakai cidaku cawat bagi laki-laki Khairun merupakan sultan yang pernah memimpin perlawanan rakyat Ternate terhadap bangsa Portugis. Namun, akhirnya kedua belah pihak bersepakat untuk melakukan ia dikhianati oleh orang Portugis yaitu Lopez de Mesquita, dengan cara dibunuh dan dilempar ke meneruskan perjuangan ayahnya Sultan Khairun, Sultan Babullah memilih untuk memimpin pasukan rakyat Ternate untuk mengusir bangsa Portugis. Usaha tersebut tidak sia-sia. Portugis berhasil diusir oleh Sultan TidoreKerajaan Tidore merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh saudara dari pendiri kerajaan Ternate Mayshur Malamo, yakni Sahajati atau Raja dari buku Sejarah Umat Islam karya Hamka, Raja Ciriliyati adalah orang pertama Tidore yang masuk agama Islam. Setelah masuk Islam, ia diberi gelar Sultan juga mengeluarkan beberapa kebijakan yang mendukung proses percepatan penyebaran agama Islam. Salah satunya dengan membangun madrasah-madrasah dan masjid-masjid sebagai sarana pendidikan dan ibadah satu peninggalan kerajaan Tidore yang menjadi tanda peradaban Islam adalah Masjid Tidore. Sumber KemdikbudSelain Raja Ciriliyati, ada beberapa raja yang pernah memimpin kerajaan Tidore, yakni1. Sultan Nuku JamaluddinSultan Nuku atau Jamaluddin merupakan salah satu sultan yang membawa kejayaan kepada rakyat Tidore. Ia bahkan pernah memimpin perlawanan rakyat Tidore yang melawan Sultan Nuku dan keluarga ditangkap oleh koloni Belanda dan dibawa ke Batavia hingga akhirnya dibuang ke Sri Sultan Nuku Jamaluddin, sultan lain yang berhasil memajukan kerajaan Tidore adalah Sultan Kaicil Nuku. Ia bahkan diberi gelar Sri Maha Tuan Sultan Syaidul Jihad Amiruddin Syaifuddin Syah Muhammad El Mabus Kaicil Paparangan Jou Kaicil Nuku memberikan beberapa kebijakan politik di masa kepemimpinannya, yaituMempersatukan seluruh kesultananTidore sebagai suatu kedaulatan yang kembali empat pilar kekuasaan Kesultanan sebuah persekutuan antara keempat kesultanan Maluku. Mengenyahkan kekuasaan dan penjajahan asing dari yang mendirikan Kerajaan Ternate?Siapa raja pertama Kerajaan Ternate?Sebutkan salah satu kebijakan Sultan Zainal Abidin di Kerajaan Ternate!
Kejayaan Ternate sebagai salah satu bandar niaga terkemuka di wilayah Timur Nusantara telah membawa perubahan besar bagi sebagian rakyatnya. Di bawah pimpinan Sida Arif Malamo 1322-1331, Ternate menjadi pintu masuk utama perniagaan Maluku, mengungguli saudaranya, Tidore. Para pedagang dari Cina, Arab, dan Gujarat pun berlomba menarik hati rakyat di daerah penghasil cengkih raja cengkih kualitas terbaik itu untuk menjalin hubungan dagang dengan negeri mereka. Di tengah aktivitas niaga tersebut, ajaran agama Islam yang dibawa pedagang Arab mulai dikenal rakyat Ternate. Keinginan untuk memperdalamnya pun mulai dirasakan sebagian dari mereka, terutama yang sering bersinggungan dengan orang-orang Arab itu. Namun hingga pertengahan abad ke-15, proses Islamisasi di sana belum sepenuhnya dapat diterima rakyat Ternate. Tidak adanya dukungan dari para penguasa membuat Islam sulit berkembang kala itu. Barulah pada masa pemerintahan Marhum 1431-1486, di akhir kekuasaannya, ajaran Islam mulai mendapat tempat dan diterima banyak penguasa Ternate. Perkembangannya saat itu cukup intens. Bahkan, menurut M. Adnan Amal dalam Kepulauan Rempah-rempah Perjalanan Sejarah Maluku Utara 1250-1950, Marhum membawa Islam ke lingkungan terdalam istana. âPutra Marhum, Zainal Abidin, memperoleh didikan Islam sejak kanak-kanak hingga dewasa di bawah bimbingan juru dakwah terkenal, Datu Maulana Husein, yang dapat dianggap sebagai pembawa Islam ke Maluku, khususnya ke Ternate,â ungkap Adnan. Juru Dakwah dari Gresik Menurut Mundzirin Yusuf dalam Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Datu Maulana Husein berasal dari Minangkabau. Dia datang ke Ternate pada 1465 sebagai pedagang dan juru dakwah dari Gresik. Datu Maulana Husein berhasil menjalin hubungan persahabatan dengan Marhum. Berkat itu, dia mampu menyebarkan ajaran Islam di lingkungan istana Ternate. âDia pandai membaca Al-Qurâan dan suaranya amat merdu. Hampir setiap malam dia membaca kitab suci itu dengan tilawah yang baik dan menarik pribumi Ternate. Akibatnya, banyak pribumi Ternate datang ke rumahnya sekedar mendengar tilawah Al-Qurâan, dan jumlahnya semakin membengkak dari hari ke hari,â kata Adnan. Dengan cara tersebut Maulana Husein mampu menarik minat rakyat Ternate untuk mengenal Islam. Di antara mereka juga banyak yang meminta diajarkan cara membaca Al-Qurâan. Di kediamannya, Maulana Husein lalu membuka pengajian dan sekolah untuk mengajarkan ajaran Islam secara lebih dalam kepada siapapun yang ingin mempelajarinya. Masyarakat pun berbondong-bondong mendatangi Maulana Husein untuk menjadi seorang muslim. Di lingkungan istana, setelah berhasil mengislamkan Marhum, Maulana Husein memberikan pengajaran Islam kepada seluruh keluarga istana dan pejabat istana. Dia mengajarkan tata cara shalat, membaca Al-Qurâan, dan ajaran Islam lainnya. Raja juga memerintahkan semua orang untuk memeluk Islam. Menurut Adnan, Marhum menjadi raja pertama Ternate yang dimakamkan secara Islam. Murid Sunan Giri Zainal Abidin meneruskan takhta Ternate setelah ayahnya, Marhum, wafat pada 1486. Dia ditetapkan sebagai sultan pertama negeri tersebut. Di bawah pemerintahannya, Islam menjadi agama resmi kerajaan Ternate. Zainal Abidin melakukan perubahan-perubahan besar di Ternate, di antaranya gelar Kolano yang digunakan raja berubah menjadi Sultan; Ternate secara resmi menjadi kesultanan; mempertegas kedudukan agama Islam di pemerintahan; dan membentuk Lembaga Jolebe yang bertugas membantu tugas harian Sultan di bidang agama jolebe berjubah putih dan pemerintahan jolebe berjubah hitam. âPerubahan struktur dan kelembagaan Kesultanan Ternate telah membawa pengaruh besar terhadap kerajaan-kerajaan lainnya di Maluku. Kerajaan-kerajaan seperti Tidore dan Bacan, akhirnya juga terpengaruh dan menerapkan struktur dan kelembagaan kerajaannya mengikuti struktur dan kelembagaan baru yang diintroduksi Ternate,â tulis Adnan. Baca juga Akhir Tragis Sultan Ternate di Tangan Portugis Dasar pendidikan agama yang diperoleh Zainal Abidin selain berasal dari gurunya, Datu Maulana Husein, juga berasal dari salah seorang Wali Songo, yakni Sunan Giri. Pada 1495, dengan didampingi Maulana Husein, Zainal pergi ke Gresik untuk memperdalam Islam di madrasah milik Sunan Giri. Menjadi murid seorang Wali Songo memang menjadi cita-cita Zainal Abidin sejak remaja. Berkat cerita yang selalu disampaikan gurunya, dia selalu membayangkan sosok para penyebar ajaran Islam di tanah Jawa tersebut. Zanal Abidin menjadi satu-satunya sultan asal Maluku yang menimba ilmu dari seorang Wali Songo. Di sekolah teman-temannya memberi nama kecil untuk Zainal Abidin, yakni Sultan Bualawa Sultan Cengkih. Dikisahkan De Graaf dan TH. Pigeaud dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa, Zainal Abidin dikenal handal dalam berpedang. Pernah suatu hari, dia bertemu seorang pemuda yang mengamuk dan hendak menyerang Sunan Giri. Dengan sigap, Zainal Abidin mencabut pedangnya dan dengan satu tebasan membelah kepala orang tersebut. De Graaf juga menyebut ada kisah yang menyebut keahilan berpedangnya dapat membelah sebuah batu karang. Selama di Giri, Zainal Abidin menjalin hubungan baik dengan penguasa dan orang-orang berpengaruh lainnya. Ketika hendak pulang ke tanah airnya, dia mengajak sejumlah ahli agama ke Ternate untuk mengajarkan agama dan budaya Islam. Satu yang cukup terkenal di antara mereka adalah Tuhubahahul. Para ulama tersebut diberi tugas sebagai guru agama, mubaligh, dan imam di Kesultanan Ternate. Pada 1500, Zainal Abidin wafat. Dia digantikan oleh Bayanullah, yang di kalangan orang Barat dikenal dengan nama Sultan Boleif atau Abu Lais. Pada masa pemerintahannya, aturan-aturan yang bertujuan memantapkan syairat Islam di segala segi kehidupan masyarakat Ternate dibuat. Dan para pelanggar aturan tersebut akan diganjar hukum berat. Baca juga Islamisasi Minangkabau Beberapa peraturan yang dibuat Bayanullah, di antaranya pembatasan poligami, larangan pergundikan, pemangkasan biaya pernikahan yang berlebihan, dan peraturan berpakaian bagi perempuan. Peraturan lain yang dikeluarkan untuk mempertegas kedudukan Islam adalah kewajiban memeluk agama Islam bagi semua rakyat Ternate. âSetelah Zainal Abidin, Bayanullah dapat dipandang sebagai tokoh paling berjasa dalam penyebaran agama Islam, khususnya di wilayah Kesultanan Ternate. Di samping itu, Bayanullah merupakan sultan yang paling signifikan jasanya dalam implementasi prinsip-prinsip Islam ke dalam struktur dan lembaga-lembaga Kesultanan Ternate. Dia juga sukses mengeluarkan rakyatnya dari politeisme ke moniteisme Islam,â ungkap Adnan.
kehidupan malam di ternate