🦦 Penyusun Kitab Sarasamuscaya Adalah Bhagawan
Pengembangancinta kasih kepada alam lingkungan diajarkan dalam kitab Sarasamuscaya 135 dengan istilah "prihen tikang bhutahita" Artinya: Usahakanlah kesejahteraan bagi semua semua makhluk. Karena dengan sejahteranya semua makhluk hidup maka akan menjamin tegaknya Catur Warga atau 4 (empat) tujuan hidup yang terjalin satu sama lainnya.
TerjemahanKitab Sarasamuscaya. Click the start the download. DOWNLOAD TXT . Report this file. Description Download Terjemahan Kitab Sarasamuscaya Free in txt format. Account . Login. Register. Search. Search. About Us We believe everything in the internet must be free. So this tool was designed for free download documents from the
MahabharataDalam kesusastraan Indonesia kuna kita mengenal dua epos besar, yaitu Ramayana dan Mahabharata, yang pada awalnya ditulis dalam bahasa
DalamSarasamuscaya 50 Tryagni ini diperinci sebagai berikut : a. Ahawanya artinya api tukang masak untuk memasak makanan. b. Grhaspatya artinya api upacara pawiwahan, inilah api yang dipakai saksi pada waktu pawiwahan dilangsungkan. c. Citagni artinya api untuk membakar jenazah.
Bhagawadgitaadalah kitab yang merupakan bagian dari Mahabharata yang termasyur, yang berupa dialog yang dituangkan dalam bentuk syair. Dalam dialog ini, Krishna yang merupakan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa adalah pembicara utama yang menguraikan tentang ajaran-ajaran filsafat Vedanta.
Saranapokok dalam melaksanakan yajna adalah Patram, Puspam, Phalam, dan toyam. Hal ini dijelaskan dalam kitaba. Slokantara c. Bhagawadgita b. Sarasmuscaya d. Nitisastra e. Jawaban: C 5. Makhluk hidup yang memiliki satu kekuatan dalam hidupnya yakni Bayu disebut dengan Kelompok Ekapramana. Makhluk hidup ini juga dikenal dengan sebutan
DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (Ali H, 1991: 760) perspektif diartikan sebagai sudut pandang atau pandangan.Sudut pandang atau pandangan berarti intepretasi terhadap
Tujuanpendidikan menurut kitab suci Veda adalah tercapainya pencerahan dan kesempurnaan hidup (Atmavidya), yang pada hakekatnya membangun watak atau kepribadian seseorang seperti dinyatakan dalam Tattirìya Upaniûad (I.11.1-4), yang menyatakan seseorang hendaknya senantiasa berbicara jujur dan benar, berpegangan atas Dharma, senantiasa
Playthis game to review Religious Studies. kitab suci agama hindu adalah Preview this quiz on Quizizz. kitab suci agama hindu adalah. studi agama DRAFT. 5th grade. 0 times. Religious Studies. 0% average accuracy. 37 minutes ago. diansuryawan26_08943. 0. Save. Edit. Edit. studi agama DRAFT. 37 minutes ago. by diansuryawan26_08943.
PerpustakaanCandra Swara menerbitkan Maha Rsi Penyusun Kitab Catur Weda Samhita dan Perjalanan Suci Sapta Rsi pada 2022-01-15. Bacalah versi online Maha Rsi Penyusun Kitab Catur Weda Samhita dan Perjalanan Suci Sapta Rsi tersebut. Download semua halaman 1-5.
Kesimpulan Tri Hita Karana adalah Tiga hubungan yang menyebabkan terjadinya kebahagiaan. Unsur-unsur dari Tri Hita Karana yaitu antara lain: 1). Parhyangan, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan. 2). Pawongan, yaitu hubungan antara manusia dengan manusia. 3). Palemahan, yaitu hubungan antara manusia dengan alam.
Serike 5 video memahami kitab Sarasamuscaya himpunan Bhagawan Wararuci. Dari sloka 20 sampai 25 oleh Pandita Jaya Prema
VC04sn. Jawaban kalo salah terimakasih banyak kak 3 Penyusun kitab sarasamuscaya adalah bhagawan a. wararuci
Kitab Sarasamuccaya ini merupakan kitab yang ditulis oleh Dewa Rucci yang lebih ditujukan untuk orang-orang yang menempuh masa brahmacari wajib untuk mendalami isi dari kitab ini. Sloka yang dibahas kali ini adalah mengenai “Kebebasan” atau yang lebih dikenal dengan Moksa. Berikut isi kitabnya yang tahu akan penjelmaan manusia, tidak juga dapat diketahui berapa banyak penjelmaan yang telah dilalui, berkali-kali pernah menjadi ayah, ibu, sumi, istri, dan anak; menyadari siklus ini siapakah yang sebenarnya dengan permanen dapat dikatakan seketurunan, dan yang manakah dapat anda tunjuk satu keturunan permanen dengan anda? 487. Tidak ada hubungan yang kekal, bahkan hubungan anda dengan badan pun tidak kekal, suatu saat dan pasti akan tiba saatnya anda berpisah dengan badan sendiri. 488. Dinyatakan hidup datang dari ketiadaan dan akan kembali tiada, menyadari ini yang manakah sesungguhnya menjadi hak milik secara permanen, sedangkan cepat atau lambat akan tiba saatnya dimana anda akan berpisah dengan sesuatu yang dianggap kepunyaan sendiri. 489. Akan tiba saatnya kita berpisah dengan kekayaan, akan tiba saatnya kita berpisah dengan orang tua, akan tiba saatnya kita berpisah dengan anak-anak, dengan sahabat, teman dll; ketika perpisahan itu terjadi hanyalah baik buruk perbuatan diri yang setia menemani. 490. Adalah mereka yang selalu bersedih akan yang mati, adalah mereka yang selalu bersedih akan harta yang hilang; sangat besarlah kesedihan hatinya, kesedihan itulah sumber dari kesengsaraan. 492. Ada kalanya orang meninggalkan kekayaannya, seringkali kekayaan meninggalkan orang, tiada kekallah pertalian orang dengan hartanya dan harta dengan orangnya, inilah bukti bahwa segala sesuatu itu tidak akan pernah kekal; orang yang bijaksana dan sadar akan hakekat ini, pasti dapat terebas dari ikatan. 493. Sebaiknya kuatkanlah diri dengan ilmu pengetahuan yang benar, yang dapat membimbing orang untuk senantiasa berkeadaan sadar pada hukum ketidak kekalan dan dapat terbebas dari ikatan. 494. Mereka yang sadar akan ketidakkekalan, walaupun layu bunga yang disuntingkan dirambut kepalanya tidak akan membuatnya berduka atau bersedih, sedangkan mereka yang buta, amat bersedih hatinya jika sesuatu yang diyakininya sebagai kepunyaan menjadi berkurang walaupun hanya beberapa bagian kecil saja. 495. Perhatikan orang yang bahkan hingga mempertaruhkan jiwanya demi menumpuk harta kekayaan, orang seperti ini sungguh kurang bijaksana sebab mereka yang bijaksana hanya mau bersusah-susah asalkan dengan tidak susah juga ia dihilangkan. Orang yang kurang bijak karena mendapatkan harta dengan sangat susah menjadi terikat kuat dengan hartanya itu, sedangkan mereka yang bijak meskipun tampaknya harta didapat dengan cara susah tidaklah terikat beliau olehnya. 496. Ada suka pasti ada duka; ada yang kaya pasti ada yang miskin; ada yang hidup pasti ada yang mati. Sekarang suka suatu saat pasti mengalami duka, sekarang kaya suatu saat pasti menjadi miskin, sekarang hidup suatu saat pasti akan mati, demikianlah keadaannya datang dan pergi, hidup dan mati silih berganti; mereka yang bijaksana tidak bergembira pada yang datang dan tidak pula beliau bersedih pada yang pergi, senantiasa tenang dan jerih pikirannya. 497. Nikmatilah kesukaan dan kesedihan, jalani hidup dalam kaya dan miskin, ikhlaslah pada yang hidup dan yang mati. Janganlah pikirkan hasil dan kontribusi yang didapatkan dari usaha, akan tetapi teruslah berbuat bajik dan benar, bagaikan orang bersawah tahan akan panas terik matahari dan tetap bekerja berdasarkan kewajiban, setelah saatnya tiba panen pasti akan diperoleh. 498. Sesungguhnya tidak dapat dihindari suka dan duka itu, sebab keduanya adalah anugerah bagi pendewasaan diri; namun mereka yang bijak tidak akan dapat dikacaukan oleh keduanya dan justru mendapatkan manfaat darinya. 499. Hidup ini bagaikan putaran roda, yang tadinya di atas berikutnya akan berada dibawah, demikian juga yang di bawah berikutnya akan berada di atas, demikian juga suka dan duka itu datang silih berganti, ada kalanya suka berikutnya duka, adakalanya duka berikutnya suka; sesungguhnya semua itu terhubung dengan hukum sebab akibat dari perbuatan sendiri; baik ataukah buruk kualitas hidup saat ini, sungguh disebabkan oleh perbuatan masa lalu. 500. Jika orang sadar akan hakekat dari hukum sebab akibat perbuatan, demikian juga sadar akan hakekat kelahiran dan kematian hukum karma, semakin ia sadar akan hakekatnya semakin tidak terlekati dirinya oleh kesenangan dan kesedihan, orang seperti inilah yang disebut bijaksana. 501. Pikiran yang dipenuhi oleh pengetahuan sejati hakekat karma, inilah hendaknya dipergunakan untuk melenyapkan kedukaan hati; seperti rempah-rempah dapat dipakai melenyapkan penyakit badan, demikianlah kearifan budi dapat dipakai menyembuhkan penyakit-penyakit rohani. 502. Penyakit rohani pada akhirnya pasti akan menimbulkan penyakit fisik; seperti besi yang dibakar hingga panas lalu dicemplungkan kedalam air, panas jugalah air itu akhirnya. 503. Oleh sebab itu kekacauan pikiranlah yang hendaknya dimusnahkan lebih dulu dengan kearifan budi, bagaikan keberadaan api yang akan padam oleh air, demikian juga apabila kekacauan pikiran lenyap, hilang jugalah sakitnya badan. 504. Bukannya orang yang telah berusia lanjut, bukannya orang yang sudah ubanan, dan bukannya orang yang keriput kulitnya dikatakan bijaksana, melainkan hanya orang yang paham akan hekekat paling hakiki dari pengetahuan itu sajalah yang pantas dinyatakan bijaksana. 505. Mereka yang arif bijaksana tidak bersedih jika mengalami kesusahan, tidak bergirang hati jika memperoleh kesenangan, tidak digelapkan hatinya oleh kemarahan, ketakutan dan kedukaan hati; mereka yang bijak tetap tenang dan jernih hatinya dalam berbagai situasi. 506. Beribu-ribu kesusahan, demikian juga ribuan marabahaya dan kedukaan hati datang dalam hidup ini, hanya pikiran si bodohlah yang dapat dikacaukan oleh keadaan itu, sedangkan mereka yang arif bijaksana sedikitpun tidak terkacaukan. 507. Mereka yang telah berhasil memahami hakekat paling hakiki dari pengetahuan pasti dapat melenyapkan segala pikiran kotor, dapat melenyapkan perkataan kotor, dan dapat melenyapkan perbuatan kotor. Mereka yang berkeadaan suci terbebas dari sifat ego dan malas, rohani pun jasmaninya dipenuhi oleh sifat baik dan bajik. 508. Mereka yang arif bijaksana tidak akan dibutakan hatinya oleh kenikmatan duniawi; walaupun dikelilingi oleh berbagai kesenangan, oleh berbagai kelesatan makanan, mereka yang arif bijaksana tidak akan terlekati olehnya. Adapun mereka yang bodoh menjadi sangat senang saat memperoleh kenikmatan hidup pun amat berduka ketika memperoleh kesengsaraan hidup, hati mereka buta oleh kebodohannya. 509. Kearifan budi jika dikotori oleh kekotoran pikiran berkeadaan tidak murni lagi, seperti kemurnian emas menjadi berkurang karena adanya logam campuran, menyebabkan cahaya emas menjadi kurang cemerlang. 510. Jika tekun dalam melatih dan menyucikan pikiran niscaya kecemaran badanpun akan lenyap, jika kekotoran badan dapat dilenyapkan oleh pengetahuan hakiki, terhapuslah segala macam kesengsaraan hidup. 511. Demikian hebatnya kekuatan pikiran itu, ia tidak tampak namun kenyataannya ia ada dan menjadi sumber dari segalanya, ia sumber dari kebahagiaan pun sumber dari kesengsaraan, berkeadaan layaknya jejak-jejak burung yang terbang diudara atau jejak ikan yang berenang di air.
BAB Latar BelakangSarasamusccaya adalah kitab Smerti dengan 511 sloka ayat yang memuat sejumlah ajaran tentang moral dan etika. Disusun oleh Bhagawan Wararuci, kira-kira pada abad ke 9-10. Kitab ini ditulis dengan dua bahasa yaitu Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno Kawi. Banyak yang menyebut Bhagawan Wararuci lahir di Nusantara karena kitab ini ditemukan dengan terjemahan dalam bahasa Jawa Kuno dari aslinya, Sansekerta. Kedua bahasa itu dipersandingkan. Namun, tidak ada kepastian bahwa beliau lahir di Nusantara, bisa saja Sarasamuccaya itu datang dari India dan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno oleh seseorang yang tak mau disebutkan namanya. Hal-hal yang anonim itu jamak dalam susastra Hindu di era kerajaan-kerajaan di Sarasamuccaya ini dimaksudkan oleh Wararuci sebagai intisari dari Astadasaparwa Mahabharata, gubahan Rsi Wiyasa. Arti Sarasamuccaya yaitu Sara artinya intisari, sedangkan samuccaya artinya himpunan. Inilah himpunan dari instisari ajaran etika yang ada dalam kita mempergunakan teori Gadamer menginterpretasikan sloka-sloka ini, maka pertama tama kita pergunakan teks Sarasamuccaya dalam bahasa Jawa Kuno yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Nyoman Kadjeng dkk. Alasannya adalah oleh karena teks Jawa Kuno tidak ditemukan siapa penterjemahnya dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Jawa Kuno. Oleh karena Nyoman Kadjeng menterjemahkannya dari bahasa Jawa Kuno ke dalam bahasa Indonesia, maka mulai dari sinilah kita akan melakukan upaya-upaya pemahaman terhadap kitab masalah teori interpretasi Gadamer, kita mempertanyakan maksud apa yang terkandung dari penuturnya Waisampayana, penulisnya Wararuci, penterjemahnya ke dalam bahasa Jawa Kuno Anonim, dan penterjemahnya ke dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan perkembangan horisonnya masing-masing, dalam rentang waktu dan tempat yang berbeda-beda. Waisampayana adalah penutur nilai-nilai, sari-sari dari Mahabharata, ditujukan kepada pendengarnya Janamejaya, cucu Arjuna. Sebagai penerus dinasti Pandawa yang sangat diharapkan dapat membawa kerajaan dengan seluruh rakyatnya, laki perempuan tua muda menikmati kesejahteraan dan kebahagiaan lahir dan batin dan mendapatkan kesempatan dan peluang secara adil, agar tidak terulang kembali prahara Bharata Yuda seperti leluhurnya dulu. Inilah merupakan horison berpikir dari penutur dan penulis Bhagavan Wararuci serta teks Sarasamuccaya di masa Rumusan Masalah1. Bagaimanakah pemahaman umat Hindu tentang Kitab Sarasamuccaya?2. Bagaimanakah penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kitab Sarasamuccaya? Tujuan3. Mahasiswa dapat memahami Kitab Sarasamuccaya dalam ajaran Hindu4. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan Bahasa Indonesia dalam Kitab Sarasamuccaya? Manfaat1. Bagi penulis menambah wawasan baru dan memahami lebih mendalam tentang Kitab Sarasamuccaya dalam ajaran Hindu2. Bagi pembaca dapat memahami dan mengingat kembali ajaran dari Kitab SarasamuccayaBAB Pemahaman Kitab SarasamuccayaKitab Sarasamuscaya adalah tuntunan bagi mereka yang sudah melewati Grhasta Asrama, atau tepatnya sudah meningkat ke Wanaprasta Asrama, apalagi sudah menjadi Sanyasin/ Bhiksuka. Khusus mengenai wanita, demikian dianggap berbahaya’ bagi kedua Asrama itu, misalnya seperti apa yang diuraikan dalam pasal 80, 81,82, 83, 84, 85, 86, 87, dst. Dalam Kitab Sarasamuccaya ada beberapa sloka yang disampaikan dengan memperlakukan wanita secara tidak adil. ContohnyaSloka 424na stribhyah kincidanyadvai papiyo bhuvi vidyate,striyo mulamanarthanam manasapi ca sekian banyak yang dirindukan, tidak ada yang menyamai wanita dalam hal membuat kesengsaraan; apalagi memperolehnya dengan cara yang jahat; karenanya singkirilah wanita itu, meskipun hanya di angan-angan, hendaklah ditinggalkan saja”.Sloka 438prasvedamaladig dhena vahata mutrasonitam,vranena vivrtenaiva sarvamandhikrtam jagatArtinya“Ditengah-tengah kulit sebesar jejak kaki kijang, terdapatlah luka yang menganga yang tidak pernah sembuh, yang menjadi salura jalan air seni dan darah, penuh berisi keringat dan segala macam kotoran; itulah yang membuat orang bingung di dunia ini, kegila-gilaan, buta dan tuli karenanya”.Sedangkan untuk mereka yang akan menuju ke Grhasta Asrama, atau yang sudah berada di Grhasta Asrama, dalam memandang/ menilai seorang wanita, pedomannya adalah Manawa Dharmasastra Buku ke-3 Tritiyo dhayah mulai pasal 4 dst. Terutama pasal 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, di mana dinyatakan betapa mulia dan pentingnya peranan seorang wanita sebagai Ibu Rumah Tangga. Contoh sloka Manawa DharmasastraSloka 56 “Yatra naryastu pujyanteRamante tatra dewata,Yatraitastu na pujianteSarwastalah kriyah”Artinya“Dimana wanita dihormati, disanalah para dewa-dewa merasa senang, tetapi dimana mereka tidak dihormati, tidak ada upacara suci apapun yang berpahala”.Sloka 57”Cosanthi jamayo yatrahWinacyatyacu tatkulam,Na cocanti tu yatraitaWardhate taddhi sarwadaArtinya”Diamana warga wanita hidup dalam kesedihan keluarga itu cepat akan hancur, tetapi diamana wanita tidak menderita keluarga itu kan selalu bahagia”.Oleh karena itu dalam proses belajar Agama, sebaiknya meminta tuntunan seorang guru yang mampu memberikan bahan-bahan pelajaran apa yang patut ditekuni, sesuai dengan tahapan kehidupan Catur Asrama. Selain itu juga guru bisa memberikan tuntunan sedemikian rupa sehingga murid sisya mencapai tingkat kesucian spiritual setahap demi setahap, dalam artian ada keteraturan proses, misalnya tidak melompat ke hal yang dalam sebelum mengetahui dasar-dasarnya basic ground. Misalnya untuk belajar Yoga, seorang sisya harus berdisiplin terlebih dahulu antara lain dalam hal-hal yang disebut Yama-brata’ dan Niyama-brata’. Tentu saja dalam hal ini faktor usia dan kematangan’ serta kedewasaan perilaku merupakan unsur Sarasamuccaya yang seluruhnya sebanyak 511 sloka, juga mengandung nilai-nilai yang universal, seperti apa itu manusia, semua manusia setara, mengapa ia ada di dunia, kemana tujuannya dan bagaimana seharusnya ia menjalankan hidupnya. Sebagai satu kesatuan pesan yang dibawa oleh kitab Sarasamuccaya, tidaklah mungkin didalamnya itu ada pesan-pesan yang kontradiktif satu dengan yang lainnya. Misalnya antara nilai-nilai universal dengan nilai-nilai Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Kitab SarasamuccayaKitab ini relatif unik karena menggunakan 2 bahasa bilingualyaitu bahasa Sansekerta untuk ayat utama dan bahasa Kawi Jawa Kuno untuk terjemahannya. Penggunaan bahasa Jawa pada bagian terjemahannya ini memunculkan dugaan bahwa kitab ini dibuat di diterjemahkannya bahasa Sanskerta ini kedalam bahasa Kawi, sehingga lebih memudahkan dalam memaknai Kitab ini setelah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia dalam memahami Sarasamuccaya sangat berperan penting dalam mempelajari kitab-kitab beberapa Kosa-kata dalam kitab Sarasamuccaya yang dipakai dalam bahasa Indoneia dikehidupan sehari-hari. Namun beberapa ada yang mengalami perubuhan tulisan maupun bunyi. Berikut ini beberapa kosa kata yang ada pada kitab Sarasamuccaya yang digunakan dalam bahasa Indonesia aatmaa = atmabhaagya = bahagiabhaarata = baratabhakti = baktichintaa = cintadharma = darmadoshhaah = dosajiiva = jiwa kshaatram = ksatriamanushhya = manusianaraka = nerakanishchaya = niscayapujya = pujaputrah = putraraajaa = rajashuchi = suci Sebelumnya kitab Sarasamuccaya hanya diterjemahkan dalam bahasa Jawa Kuno, akan tetapi tidak ditemukan siapa penterjemahnya dari bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Jawa Kuno, sehingga dengan diterjemahkannya kedalam bahasa Indonesia oleh Nyoman Kadjeng dkk, menjadi semakin mudah untuk memahami sastra dari Sarasamuccaya IIIKESIMPULAN DAN Kesimpulan Kitab Sarasamuccaya termasuk dalam kelompok Weda Smerti yang merupakan kitab suci otoritas kedua yang boleh diinterpretasi ulang bila ternyata nilai-nilai yang disampaikan ada yang merasa diperlakukan tidak adil. Kitab Sarasamuccaya seluruhnya sebanyak 511 sloka, mengandung nilai-nilai yang universal, seperti apa itu manusia, semua manusia setara, mengapa ia ada di dunia, kemana tujuannya, bagaimana seharusnya ia menjalankan hidupnya. Sebagai satu kesatuan pesan yang dibawa oleh kitab Sarasamuccaya, tidaklah mungkin didalamnya itu ada pesan-pesan yang kontradiktif satu dengan yang lainnya. Misalnya antara nilai-nilai universal dengan nilai-nilai partikular. Ternyata ada 19 sloka yang secara tekstual merupakan nilai-nilai yang partikular, yang bertentangan dengan sebagian besar nilai-nilai universal yang terkandung di dalam kitab itu. Sesuai dengan pemahaman baru tentang “perempuan” dalam sloka di atas ternyata tidak benar-benar merupakan sloka-sloka yang bertentangan dengan nilai-nilai universal Sarasamuccaya yang lainnya. Tujuan hidup manusia menurut Hindu baik laki maupun perempuan adalah berpeluang sama untuk mencapai kesejahteraan duniawi Jagat Hita dan Pembebasan Moksa. Nafsu birahi menyebabkan keterikatan yang sangat kuat pada setiap orang. Hal ini dapat kita lihat maraknya pornografi dan pornoaksi serta porno media sebagai tontonan yang banyak menarik manusia modern dewasa ini, yang dalam bentuknya yang kuno dapat kita lihat dalam sastra Kama Sutra. Beberapa bahasa Sanskerta dalam kitab Sarasamuccaya yang juga dipakai dalam bahasa Indonesia. Namun karena terjadi perubahan zaman secara terus-menerus sehingga ada yang mengalami perubahan bunyi maupun Saran Sloka-sloka Sarasamuccaya yang berbicara mengenai perempuan ini, harus diinterpretasi ulang yang secara aktif melibatkan Wanita Hindu Indonesia WHDI dan tentu saja harus memberikan kontribusi pemikiran agar tidak lagi diskriminatif, meminggirkan perempuan dan bersifat represif. WHDI juga jangan lupa tetap aktif pula secara internal merealisasikan program penafsiran ulang sastra-sastra Hindu yang secara tekstual masih sangat patriarkhis, sehingga tidak malu-malu lagi kita perkenalkan kepada umat lainnya dan generasi muda Hindu. Kemunculan teknologi yang serba modern ini banyak yang menyalah artikan beberapa sloka Sarasamuccaya oleh kepercayaan non-Hindu di beberapa situs website dengan maksud dan tujuan tertentu. Hendaklah sebagai umat Hindu harus kritis dan tanggap terhadap permasalahan yang ada dan tidak mudah terpengaruh oleh arti-arti Veda yang tidak PUSTAKAAnynomous. 2012. Sarasamusccaya oleh Bhagawan Wararuci Online. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014Anynomous. 2012. Sarasamuscaya dan Manawa Dharmasastra Online. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014Satria. 2012. Penafsiran Ulang Sloka Tentang Perempuan Dalam Kitab Sarasamuccaya Online. Diakses pada tanggal 02 Januari 2014Pudja, Gede. 1979. Sarasamuccaya. Proyek Pembinaan Sarana Keagamaan Hindu JakartaArivia, Gadis. 2003. Filsafat Berspektif Feminis. Yayasan Jurnal Perempuan Anne M. 2002. Pemperkenalkan Teologi Feminis. Ledalero, Maumere Dkk. 2005. Sarasamuccaya. Paramita Luh Ketut. 2003. Perempuan Bali Kini. BP Made. 1998. Citra Wanita dalam Kakawin Ramayana. Paramita Surabaya.
penyusun kitab sarasamuscaya adalah bhagawan